Minggu, 30 Januari 2011

transplantasi organ tentang tranfusi darah


RSUD Lasinrang Melakukan Malpraktek? Pasien darah “B” di Tarnsfusi Darah “A”
Oleh : Sulhayat Takdir, Sh | 22-Apr-2010, 04:32:15 WIB
KabarIndonesia - Pinrang, Sulsel : Seorang pasien yang dalam keadaan kritis, pasca operasi karena melahirkan membutuhkan darah. Ketika pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lasinrang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, melakukan trasfusi darah ke tubuh pasien tersebut, diduga salah mentransfusi darah. Pasien yang bergolongan darah B itu, oleh pihak rumah sakit memasukkan (transfuse) darah  golongan A ke tubuh pasien. Akibatnya, pasien yang sudah dalam kritis pasca melahirkan, kondisinya makin bertambah parah. Pasalnya, Pasien tersebut terus menerus kejang-kejang.

Adalah Surianti H. Kantoro, ia langsung dilarikan ke ruang ICU di rumah sakit tersebut, ketika kondisinya semakin parah saja. Warga tinggal di jalan Andi Makkasau, Kelurahan Penrang, Kecamatan Watang Sawitto, Pinrang ini, harus mendapatkan bantuan oksigen, karena kondisinya semakin melemah dan nyaris meninggal dunia.

Surianti adalah pasien rujukan dari Rumah Bersalin (RB) ASI Pinrang. Surianti dibawa oleh keluarganya ke RB ASI, karena akan  melahirkan. Namun hanya sehari Surianti di rumah bersalin tersebut. Ia kemudian di rujuk ke RSUD Lasintrang. Pasalnya, Surianti harus menjalani operasi persalinan, sedangkan pihak RB ASI, tidak memiliki peralatan kedokteran yang cukup untuk melakukan operasi persalinan, hingga Oleh Dokter di RB ASI,  Surianti di rujuk ke RSUD Lasinrang Kamis dini hari sekitar pukul 01.00 WITA, 8 April 2010, Surianti melahirkan dengan selamat.

Besoknya, Surianti yang sudah dipindahkan ke ruang perawatan, ruang Asoka, harus menjalani transfusi darah. Ketika darah ditransfusikan ke dalam tubuhnya, tiba-tiba, Surianti mengalami kejang-kejang, menggigil dan sesak nafas serta terdengar suara dengkuran. Perawat yang sedang melakukan transfusi darah ke tubuh Surianti, segera menghentikan proses transfuse, walau setengah kantong darah sudah masuk ke tubuhnya.

Belakangan diketahui terjadi kesalahan transfusi. Pasalnya, darah yang dimasukkan ke tubuh Surianti adalah darah golongan A yang seharusnya di tarnsfusikan ke pasien atasnamaYusuf, salah satu pasien di ruangan itu. Hal ini diketahui, karena pada kantong darah tersebut tertulis nama Yusuf.

Menurut penuturan saudara pasien, Hj Agustina didampingi M Nur di kediamannya, Rabu (14/4) sore, Suriani dirujuk dari rumah bersalin Bunda Asi ke RS Lasirang pada hari Rabu (7/4). Tidak lama kemudian, pada hari Kamis (8/4) dinihari sekitar pukul 01.00 wita, Suriani melahirkan melalui operasi.
Keesokan harinya dimasukkanlah darah ke dalam tubuhnya. Belum cukup satu kantong darah, petugas di Ruang Asoka langsung menghentikan transfusi darah.
Beberapa saat setelah kemudian tubuh Suriani mengalami kejang-kejang, menggigil dan sesak nafas serta terdengar suara dengkuran. Bahkan, pasien sempat mengalami perawatan di ruang ICU. Hingga kini (22/4), Surianti masih menjalani perawatan di ruang ICU, karena kondisinya belum ada tanda-tanda sembuh. Akibat kejadian itu, LSM Persada, mengajukan Surat Permohonan Hearing ke DPRD Pinrang. Permintaan Hearing itu, tertuang dalam surat Nomor 40/LSM PERSADA/E/VI/2010 Perihal Permohonan Hearing di tujukan kepada Ketua DPRD Pinrang.

Dalam suratnya itu, LSM Persada meminta kepada DPRD Pinrang, agar pada saat hearing, menghadirkan Kadis Kesehatan, Pihak Direktur RSUD Lasirang, dan pihak Polres Pinrang.

Ketua LSM Persada, Rahim Hakil ditemui di Kantornya mengatakan, apa yang dilakukan oleh pihak RSUD Lasinrang adalah suatu kecerobohan dalam penanganan pasien.

"Akibat kecerobohan itu, pasien dalam keadaan kritis, dan sudah seminggu berada di ruang ICU. Ini kerja yang tidak professional." Tegas Rahim.

Rahim juga mengatakan, sudah ada beberapa keluarga pasien yang mengeluhkan pelayanan RSUD Lasintrang.

"Sebelumnya juga ada pasien akhirnya meninggal karena terlambat dilakukan pertolongan. Padahal, waktu itu, saya sudah menelpon pihak rumah sakit, agar segera di tangani, namun tidak digubris. Akhirnya, pasien tersebut meninggal dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar